Powered By Blogger

Sabtu, 05 Oktober 2013

Ibu


Hidup ini ibarat telur yang masih dalam masa inkubasi. Bisa berhasil ataupun gagal untuk menetas. Setelah menetas itulah hidup yang sebenarnya. Kita hanya hidup satu kali, maka dari itu jangan sia-siakan hidupmu sendiri. Itu mungkin salah satu dari motivasi untukku secara pribadi. Aku terlahir dengan nama Mei, banyak hal yang aku lalui selama ini. Tapi, kebanyakan dari itu aku lupakan. Aku lupa, bagaimana aku bisa tertarik sama hobby merangkai bunga. Aku lupa, kenapa aku bisa nyia-nyiain waktu luangku dengan bermain game online. Padahal masih banyak hal yang bisa aku kerjakan saat itu dan lebih penting. Aku lupa, ulang tahunku yang ke-15. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Mungkin beberapa dari kalian ada yang tahu bagaimana dahsyatnya kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya. Mungkin sebagian dari kalian juga tahu kalau kasih sayang ibu tak terhingga sepanjang masa. Dan aku tahu kalau kalimat-kalimat itu semua adalah benar. Benar adanya kalau kasih sayang ibu itu tidak terhingga, semua ibu di dunia ini. Termasuk ibuku.
Ibuku adalah seorang wanita karir yang boleh dibilang rajin, dan sopan. Umur ibu sekarang adalah 56 tahun, dan dia masih sehat. Ibuku adalah pahlawan hidupku. Tahun lalu saat ulang tahunku yang ke-17, dia membelikan cake untukku, padahal kakinya sedang sakit. Dan aku sangat sayang beliau. Ibu seorang yang sangat ramah dan dia juga seorang pendengar yang baik. Dia bersedia duduk menemaniku mendengar keluh kesah yang kualami di sekolah tanpa lelah. Ibuku bersuara lembut nan merdu. Bekerja setiap hari, seolah-olah Ia tidak memikirkan capek atau masalah yang dirasakannya. Senyum manis selalu tertempel di wajahnya saat aku di sampingnya. Sudah lama ia tidak di rumah, ia sakit parah sekarang. Kakakku merawatnya di rumah sakit. Aku disini, berharap ibu cepat sembuh dan kembali bersama-sama lagi.
Puisi untuk Ibu..


Untuk Ibu yang terkasih,
Engkaulah fajar yang mengawali hariku,
Menemaniku dalam sedih,
Berikanku kehangatan di hariku,

Teruslah hadir dalam benakku,
Wahai malaikatku,

Dekap erat aku dengan sayapmu,
Agar engkau terus bersamaku,

Ibu yang terkasih,
Biarkanku memelukmu,
Merasakan kenyamanan dalam pedih,
Tetaplah disampingku,


Ibu,
Jangan bersedih hati,
Biarlah ku buang kesedihan itu,
Dan membuatmu ceria kembali,

Wahai Ibu,
Bila waktuku telah tiba,
Maukah kau menciumku,
Untuk terakhir kalinya?

Ibu yang tersayang,
Kasih dan cintamu tak terhingga,
Terima kasih Ibuku tersayang,
Kan kuingat sepanjang masa.