Powered By Blogger

Minggu, 29 Desember 2013

Just Posting

I feel so many things in my own mind. Recently, I talk about anything that I shouldn’t had known before. I should do something about it. 
You know,  I can’t feel what you feel.  I don’t know any words in your mind. I’m not with you every second beside you. I just an ordinary person whom really love you so much. 
Sorry, I can’t tell you all of it. And, hopefully you are who you are. You are always care and you are the best. I'm strong now because of you, so I will always support you and keep you powerful to fight it.

Thank you Mom.

Sabtu, 14 Desember 2013

Perempuan

Seharian ini aku tidak tahu ingin berbuat apa, lama-lama aku bisa bosan bila tetap berada di kamar ini. Semuanya memang gara-gara si Joe, dasar anak itu. Bukannya menyelamatkanku malah kabur. Hukuman ini akan berakhir jika aku meminta maaf kepada Ibuku dan aku juga harus membantunya di rumah selama satu minggu. Mungkin itu pekerjaan yang gampang untuk anak perempuan biasa, tetapi untuk perempuan sepertiku  pekerjaan itu sangatlah sulit.
Aku ini seorang yang kaku, tidak bisa dandan seperti teman-temanku yang lainnya, dan selalu saja mudah tersulut emosi. Mungkin bila aku bisa merubah penampilanku yang urakan ini menjadi seorang putri yang cantik, Ibu pasti akan memaafkan segala kesalahanku. Yah, begitulah Ibuku. Ia menginginkan penampilanku yang sekarang ini bisa berubah dan menjadi perempuan asli. Akan kupikirkan keinginannya ini, sebenarnya aku juga terasa aneh. Bila terus bersosialisasi dengan anak cowok di Sekolah, apa tidak aneh bila ikut tim futsal putra di Sekolah. Aku nggak habis pikir, siapa yang memasukanku ke dalam tim futsal putra. Apa iya, karena gaya penampilanku ini yang mirip laki-laki? Kuharap aku bisa merubah diriku sedikit demi sedikit.
Akhirnya aku keluar kamar dan menemui Ibuku di dapur.
“Bu, aku minta maaf.” Kataku langsung. “Untuk apa, memang kamu berbuat salah?” tanyanya.
“Lho, memang Ibu sudah lupa aku yang membuat semua berantakan di rumah ini. Aku yang mengajak semua teman-temanku kesini dan berbuat onar saat Ibu pergi selama 2 hari kemarin. Aku minta maaf dan aku akan mengalami hukuman membantu Ibu dalam satu minggu ini.” Jelasku kembali.
“Camille, kamu sudah besar-kan? Sudah saatnya kamu kenal apa itu rumah tangga, jadi itu semua bukan hukuman untukmu. Itu semua sudah kewajibanmu sebagai anak perempuan nak.” Jawab Ibu menasehatiku.
“Iya, iya, iya. Kalau begitu apa yang perlu aku bantu hari ini?” jawabku singkat seakan ingin obrolan nasehat itu berhenti. Ibu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan berkata “Mulailah bersihkan kamarmu terlebih dahulu.”
Aku langsung naik lagi keatas menuju kamar kesayanganku. Hmm, kita lihat kamarku mungkin kamar yang terburuk bagi Ibuku untuk ditiduri. Karena disana-sini terdapat komik dan majalah. Bahkan aku tidur diatasnya, selama ini memang aku tidak pernah membereskan kamarku. Selalu saja Ibu yang bertugas membereskannya setiap aku pergi ke sekolah. Ini saatnya kutunjukan pada Ibu kehebatanku dalam membersihkan kotoran.
Kita mulai dari lantai kamar, aku secepat mungkin membersihkan lantai dengan sapu. Sebelumnya kupindahkan dulu majalah dan buku pelajaran yang ada di lantai ke meja belajarku yang belum pernah kupakai. Setelah semuanya selesai, aku mulai menyapu dan itu hal sangat berat, aku hanya sesekali menyapu di Sekolah bila aku terlambat dan itu meyebalkan. Namun pengalamanku kali ini mungkin menyenangkan karena aku mendapatkan hal positif setelah aku menyapu kamarku, yaitu kamarku terlihat lebih rapi 3,5%. Yaa, walaupun sedikit tapi itu adalah kemajuan bukan. Selanjutnya aku berhadapan dengan meja belajar dengan buku-bukuku yang menggunung diatasnya. Aku bingung akan kutaruh dimana buku-buku itu bila laci meja sudah penuh nanti, sedangkan aku tidak mau semua majalah dan komikku dibuang Ibu ke tong sampah depan rumah. Aku menyayangi benda-bendaku. Jadi, aku akan menyiapkan kardus untuk menyimpan semuanya. Kalau bisa Ibu membelikanku satu rak buku agar aku bisa menaruh semua buku majalah dan komiku didalamnya. Tetapi untuk sementara akan kusimpan di dalam kardus ini saja dulu.
Sesaat aku memindahkan semua buku, majalah dan komikku ke dalam kardus, Ibu datang dan berkata “Kamu seharusnya membagi kardus itu, jangan semuanya dimasukan seperti itu. Satu kardus untuk buku, satu kardus untuk majalah dan satu kardus lagi untuk komikmu. Hanya sekedar masukan, baiklah teruslah bekerja tuan putri.” Katanya kepadaku.
Tak lama setelah Ibuku pergi, tidak tahu ada apa aku langsung menuruti masukan dari Ibu karena kuanggap cara itu memang menjadikanku lebih gampang menaruh semua buku ini dan menghemat waktuku pula. Kira-kira setelah 3 jam bergelut dengan kamar, aku-pun dapat merasakan hasil dari pekerjaanku ini. Kamarku jadi terlihat lebih rapi, ya tidak sia-sia aku menuruti kata Ibu. Besok saat masuk sekolah akan kuhadang si Joe, mentang-mentang punya kesempatan untuk kabur. Tidak menolongku terlebih dahulu, dasar teman macam apa dia. Tapi, aku sedang dalam tahap merubah diriku. Mungkin aku akan menyapanya saja besok. Aku tidak mau terlihat sebagai perempuan yang tomboy.
Baik hari ini saatnya perubahan besar Camille. Setelah aku mandi, dan menyisir rambutku aku langsung pergi sarapan bersama Ibu. “Ada yang beda dengan kamu Sam, apa ya. Kamu jadi lebih rapi dan bangunnya juga pagi sekali hari ini, ada apa sih?” tanyanya heran. “ahhaaahaa, iya dong. Soalnya aku sudah berubah.” Jawabku singkat sambil sarapan.
“Kalau seperti ini terus kamu pasti ga akan terlambat lagi ya. Baguslah kalau begitu, pertahankan nak.”
“Siap nyonya, aku berangkat dulu. Masih ada tugas yang belum dikerjakan nih hehe.”
“Dasar anak nakal.”
Sesampainya di kelas, aku duduk di sebelah Septi. “Selamat pagi, boleh duduk disinikan Sep?” sapaku kepadanya. “…iya, tapi kok tumben Sam mau duduk di depan, Biasanya kan kamu duduk sama Joe?” jawabnya. “Jadi, ga boleh nih duduk sini, yaudah ga jadi deh.”
“Bukan itu maksudku Sam, tapi aku cuma bingung aja.”
“Iya nggak apa, hanya mau ganti suasana, duduk di belakang aku ga begitu kelihatan apa yang ditulis guru. Okay, duduk ya.. thanks.”
Tak lama kemudian Joe datang menghampiri tempat dudukku. “Sam! Kemana aja lo kemarin? Di sms juga sama si Haikal suruh tanding.”
“Ga ah, gw ga mau bohong lagi sama panitianya.”
“Yaa ampun, lo cuma pake wig aja itu panitia juga bakal percaya kalau lo itu cowok Sam. Lain kali ikut ya. Masalahnya nama sekolah nih yang dipertaruhkan.”
“Tapi kemarin kalian menangkan, ga jadi masalah dong. Lagian gw juga udah bosen yang namanya bola.”
“Waah, otaknya lagi ngawur nih anak. Bukannya dulu lo pernah bilang kalau hidup lo hanya untuk bola, komik, dan makan? Kenapa sih, ngambek gara-gara kemarin gw ga nolongin lo dari kejadian itu?”
“Itu dulu kali Joe, udah deh. Lagipula kemarin gw ga butuh pertolongan lo, gw bisa menyelamatkan diri gw sendiri.” Kataku sedikit membentak. “Ya udah deh, kalo itu mau lo.” Jawab Joe pasrah.
Aku ga habis pikir kenapa si Joe itu begitu menyebalkan akhir-akhir ini. Aku harap dia bisa merubah dirinya sepertiku yang sudah mengalami tahap awal perubahan diri.
“Septi, aku boleh lihat tugas matematik ga? Susah nih, ga ngerti.” Omongku kepada Septi. “Oh, tugas yang itu ya. Aku sih udah  Sam, ini lihat saja.” Katanya sambil menyodorkanku buku tulis matematikanya. “Thanks a lot Septi..!.”
Akhirnya bel-pun berbunyi dan jam pelajaran pertama di mulai. Jika aku harus mendeskripsikan sekolah mungkin sekolah itu adalah tempatnya orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan membaca juga disana itu isinya hanya buku, buku dan buku. Untuk apa kalau hanya untuk membaca tempatnya harus di Sekolah? Tapi itu pengertianku saat aku belum merubah diriku atau disaat aku patah arah. Hm, harus kuluruskan mulai saat ini. Kita di sekolah harus belajar untuk mencapai cita-cita. Aku harus bisa merubah pikiranku sedikit demi sedikit. Pelajaran pertama Bu Hanna, dengan buku Bahasa Indonesianya. Well, Bu Hanna itu baik banget. Namun ga tahu kenapa, temen-temen sekelas suka ngerjain beliau. Yah, begitulah kehidupan anak remaja. Aku ga ikut jahilin dia kok, soalnya aku tahu Bu Hanna itu ga pantas untuk dikerjai.  Saat istirahat tiba, Joe kembali mengacaukan rencanaku untuk menjadi teman para perempuan.
“Sam! Ayo main bola di lapangan. Kelas 10 ngajakin tanding tuh. Hm, ayo ah! Lama banget sih.” Seru Joe dengan mengambil tanganku sambil berjalan cepat menuju lantai bawah. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku hanya melihat punggung Joe dan tangannya yang memegang tangan kananku. Ini terasa aneh, namun aku tidak tahu itu. Akhirnya aku sadar setelah banyak orang-orang yang menyerukan kami berdua.
“Joe! Apaan sih lo. Gw ga main bola lagi, bikin malu gw aja. Ikh!” kataku satengah berteriak sambil melepaskan tanganku dengan tangannya.
“Sam, please untuk satuu.. kali ini aja. Kalau kita ga menang, anak kelas 10 pasti makin menjadi-jadi tingkahnya.”  Pintanya dengan wajah yang memelas.
“Gw tetap dengan pendirian gw, kalian bisa kok tanpa adanya gw. -kan ada Haikal, Joe. Tenang aja lagi.” Kataku kepadanya memberi semangat. Gimana gw bisa mengehindar dari situasi ini?
“Joe, gw mau ke toilet bye-bye! Hehe” kataku kepadanya datar. Setelah itu aku tidak mendengar apapun dari mulut Joe, mugkin dia shock karena perubahan drastisku ini. Tak apalah ini untuk kebaikannya juga untuk berteman dengan perempuan lain bukan hanya dengan aku saja. Banyak kali yang suka sama dia, siapa sih yang ga mau berteman sama Joe… dalam perjalananku ke kelas aku bertemu Haikal.
“Sam, apa kabar? Tumben ke toilet hehe” sapanya kepadaku. “Eeh, Haikal iyaa. Ga apa kok. Kata Joe mau sparring sama kelas 10, kok lo ga ke lapangan?” Tanyaku .
“Pertandingan itu di tunda sampai besok. Kayaknya besok juga bukan di sekolah tandingnya. Lo ikut-kan besok?” jawabnya.
“Waaa gw ga bisa, maaf ya. Harus bantuin nyokap di rumah. Kasihan dia, gw ga pernah bantuin. Jadi ga enak rasanya. Sorry, salamin aja buat anak-anak yang lain. Thanks yaa.”
Gimana dong, gw ga bisa bilang sama Haikal kalau gw ini sudah mau ngerubah diri dan ga mau main bola lagi. Semoga secepatnya gw bisa ngomongin ini ke semua orang. Kumohon percepatlah waktu untuk pulang!
Pulang sekolah tiba, dari istirahat tadi sampai sekarang si Joe sudah ga ngobrol lagi denganku. Pertanda baik, soalnya aku masih belum siap untuk jujur sama dia. Aku juga akan pulang seperti halnya anak perempuan biasa, siapa juga yang mau nebeng terus sama si Joe. Aku berjalan seperti biasa keluar pintu gerbang sekolah menyusuri jalan menuju jalan besar dimana aku bisa menunggu angkutan umum disana. Namun tiba-tiba ada sebuah motor hampir menyerempetku.
“Sam! Gimana sih lo gw tungguin dari tadi. Ternyata malah jalan disini. Biasanya juga elo yang nunggu gw di parkiran.” Katanya sambil menahan emosi.
Sorry, gw ga nebeng deh hari ini. Harus ke Mini Market dulu, biasa disuruh belanja. Okay, bye Joe.” Jawabku kepadanya.
“Hari ini lo aneh banget sih Sam, bener deh. Lo terus menjauh dari gw. Kalau gitu, sekarang gw temenin lo belanja. Ayo, mendingan lo naik motor biar lebih cepet. Gw yang akan nganter lo ke Mini Market.” Paksa Joe sambil menyeret tanganku dengan sigap.
“Ee..eeh! Apaan sih?” sontakku. “Apaan sih, apaan sih. Udah deh diam aja, berisik tahu!” jawabnya setengah kesal.
Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi, bagaimana aku bisa lari dari tangan Joe. Dia lebih kuat daripada aku, malah mungkin sangat kuat. Soalnya tanganku mulai sakit dipegangnya. Akhirnya kami berdua pergi ke Mini Market, sesampainya di sana aku menyuruhnya untuk pulang. Tapi sepertinya dia masih kesal akan sikapku tadi.
So, here we are! Makasih ya Joe, tapi sebenarnya lo ga perlu lagi nganterin gw segala. Yaudah deh, lo pulang gih udah sore juga nih. Gw pamit, mau beli makanan dulu. Heheh” kataku sambil menyisipkan senyum simpul maksa.
“Gw tunggu lo sampai selesai kok, tapi jangan terlalu lama ya!” jawabnya sambil membuka helm miliknya.
“Joe, udah ah. Ga usah tungguin gw, please. Gw bisa sendiri kok. Jangan sok baik gitu deh. Biasanya juga lo ga pernah baik ke gw. Udah ah, berhenti pura-pura baik gini. Aneh lo!” kataku sinis dan langsung masuk ke dalam mini market.
“Bukannya dia yang aneh sekarang? dasar si Sam.” Katanya dalam suara kecil saat aku telah masuk ke dalam mini market.
Huuuh! Kenapa harus jadi begini sih ceritanya, ngapain juga si Joe bela-belain nunggu gw. Padahal tahu sendiri dia ga suka nunggu! Waaah, aku ada ide, biar aja aku belanja tapi kali ini spesial. Karena belanja kali ini membutuhkan waktu ekstra. Aku yakin dia pasti bosan dan langsung pulang. Baiklah kalau begitu, mari kita mulai…
Aku mulai dari sayuran, tapi mungkin hanya sedikit sayuran yang kubeli karena stock di mini market ini juga hanya sedikit dan tidak lengkap. Setelah mengambil beberapa jamur dan juga daun kangkung akhirnya aku menuju bagian keperluan makanan kecil. Aku suka tempat ini, banyak makanan kecil yang jarang dijual di warung-warung. Banyak sekali variasinya. Kuharap si Joe sudah mulai tidak nyaman dengan keadaan ini. Kira-kira setelah 20 menit, belanjaanku sudah selesai. Tapi tetap saja di Joe masih di luar menungguku. Hmm, kita lihat nanti. Aku akan luangkan waktu 15 menit lagi.
Tidak sampai 15 menit si Joe sudah mulai kesal. Akhirnya ketidak sabaran Joe pun terlihat. Yes! Aku menang. Aku lihat dia masuk ke dalam mini market dan mulai mencariku dengan wajahnya yang telah terlipat kesal. Aku persiapkan muka yang datar sambil berpura-pura memilih prodak es krim. Kebetulan aku sedang berada di depan kotak pendinginnya.
“Sam, kok lama banget sih. Masa’ belanja di mini market aja sampai 30 menit lebih!” kata Joe kepadaku.
“30 menit? Oh iya, maaf ya. Yaudah lo pulang aja Joe. Gw jadi ga enak sama lo.” Jawabku pura-pura bingung.
“Enak aja, gw udah nungguin lo capek-capek juga, pulang yuk! Bayar gih belanjaannya.” Suruhnya.
“Tapi, masih belum selesai nih, gw masih harus beli es krim dulu. Terus pulpen gw juga habis kemarin jadi harus beli sekarang.” Jawabku mencari alasan agar dia tidak mau mengantarku pulang.
“Yaudah cepetan, gw tunggu di luar.” Katanya kepadaku.
Ikh! Siapa juga yang mau nebeng sama dia, ampun! Gw kok ga bisa ya ngomong kalau gw mau sendirian? Huh, nyebelin dasar. Maksa banget lagi. Kayaknya gw harus nyerah untuk kali ini. Akhirnya, setelah kubayar semua belanjaanku aku keluar dari swalayan itu.
Sorry lama Joe, gw sedikit bingung tadi milih prodak yang mana.” Kataku mencari alasan yang cocok.
“Makanya, kapan-kapan sering-sering deh bantuin ibu lo belanja. Biar tahu apa aja yang suka dibeli. Ayo pulang sekarang.” Omelnya kepadaku yang berdiam di sebelah motornya.
“Iya, iya.” Jawabku dengan nada rendah.



Waa hello guys, balik lagi nih sekarang posting cerpen. Hahaha :D semoga kalian terhibur yaa, komen dan kritiknya boleh. Aku terbuka kok sama komentar dan kritik. Ini kan masih pendahuluan, masih ada dua chapter lagi untuk cerpen Perempuan ini. Terima kasih yaa sudah mau baca. 

Sabtu, 05 Oktober 2013

Ibu


Hidup ini ibarat telur yang masih dalam masa inkubasi. Bisa berhasil ataupun gagal untuk menetas. Setelah menetas itulah hidup yang sebenarnya. Kita hanya hidup satu kali, maka dari itu jangan sia-siakan hidupmu sendiri. Itu mungkin salah satu dari motivasi untukku secara pribadi. Aku terlahir dengan nama Mei, banyak hal yang aku lalui selama ini. Tapi, kebanyakan dari itu aku lupakan. Aku lupa, bagaimana aku bisa tertarik sama hobby merangkai bunga. Aku lupa, kenapa aku bisa nyia-nyiain waktu luangku dengan bermain game online. Padahal masih banyak hal yang bisa aku kerjakan saat itu dan lebih penting. Aku lupa, ulang tahunku yang ke-15. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Mungkin beberapa dari kalian ada yang tahu bagaimana dahsyatnya kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya. Mungkin sebagian dari kalian juga tahu kalau kasih sayang ibu tak terhingga sepanjang masa. Dan aku tahu kalau kalimat-kalimat itu semua adalah benar. Benar adanya kalau kasih sayang ibu itu tidak terhingga, semua ibu di dunia ini. Termasuk ibuku.
Ibuku adalah seorang wanita karir yang boleh dibilang rajin, dan sopan. Umur ibu sekarang adalah 56 tahun, dan dia masih sehat. Ibuku adalah pahlawan hidupku. Tahun lalu saat ulang tahunku yang ke-17, dia membelikan cake untukku, padahal kakinya sedang sakit. Dan aku sangat sayang beliau. Ibu seorang yang sangat ramah dan dia juga seorang pendengar yang baik. Dia bersedia duduk menemaniku mendengar keluh kesah yang kualami di sekolah tanpa lelah. Ibuku bersuara lembut nan merdu. Bekerja setiap hari, seolah-olah Ia tidak memikirkan capek atau masalah yang dirasakannya. Senyum manis selalu tertempel di wajahnya saat aku di sampingnya. Sudah lama ia tidak di rumah, ia sakit parah sekarang. Kakakku merawatnya di rumah sakit. Aku disini, berharap ibu cepat sembuh dan kembali bersama-sama lagi.
Puisi untuk Ibu..


Untuk Ibu yang terkasih,
Engkaulah fajar yang mengawali hariku,
Menemaniku dalam sedih,
Berikanku kehangatan di hariku,

Teruslah hadir dalam benakku,
Wahai malaikatku,

Dekap erat aku dengan sayapmu,
Agar engkau terus bersamaku,

Ibu yang terkasih,
Biarkanku memelukmu,
Merasakan kenyamanan dalam pedih,
Tetaplah disampingku,


Ibu,
Jangan bersedih hati,
Biarlah ku buang kesedihan itu,
Dan membuatmu ceria kembali,

Wahai Ibu,
Bila waktuku telah tiba,
Maukah kau menciumku,
Untuk terakhir kalinya?

Ibu yang tersayang,
Kasih dan cintamu tak terhingga,
Terima kasih Ibuku tersayang,
Kan kuingat sepanjang masa.

Minggu, 22 September 2013

1st Universitas Negeri Malang National Biology Olympiad 2013


Universitas Negeri Malang mempersembahkan Kompetisi Olimpiade Biologi Nasional untuk tingkat SMA/sederajat se-Indonesia.
Babak penyisihan diselenggarakan pada tanggal 29 September 2013 (di masing-masing rayon).

Pendaftaran Gelombang 2: 17 September-29 September 2013 (Khusus regional Jawa Timur dan Bali). Biaya pendaftaran Rp. 135.000.00 per tim (dua siswa per tim).
Pembayaran pendaftaran dapat melalui rekening.

Fasilitas: Sertifikat, ID Card, Lunch, Map, Pin, Block Note.

Tempat Pelaksanaan (30 Kota):
Malang, Surabaya, Pamekasan, Bojonegoro, Kediri, Madiun, Ponorogo, Jember, Lumajang, Tulungagung, Situbondo, Blitar, Klaten, Purwokerto, Ambarawa, Bandung, Jakarta, Bogor, Serang, Cirebon, Denpasar, Mataram, Medan, Palembang, Mojokerto, Semarang, Yogyakarta, Solo, Banjarmasin, Bandar Lampung.

Babak Quarterfinal dan Semifinal diselenggaraan pada 12 Oktober 2013 (Area FMIPA Universitas Negeri Malang).
Babak Final diselenggarakan pada 13 Oktober 2013 (Aula FMIPA Universitas Negeri Malang).

Memperebutkan:
Juara I : Rp. 4.500.000.00 + Trophy + Cool Gadget
Juara II : Rp. 4.000.000.00 + Trophy + Cool Gadget
Juara III : Rp. 3.500.000.00 + Trophy + Cool Gadget
Juara Harapan I : Rp. 2.500.000.00 + Trophy + Cool Gadget
Juara Harapan II : Rp. 2.000.000.00 + Trophy + Cool Gadget

Olimpiade ini disponsori oleh: Telkomsel, Bank BRI, Masterprima, dan Kartu AS.

"Ayo, tunjukkan semangatmu dengan mengikuti 1st Universitas Negeri Malang National Biology Olympiad 2013 The Great Competition for The Young Biologist!"

For more information:
Find us on Facebook
National Biology Olympiads, HMJ Biologi Universitas Negeri Malang


 

Rabu, 31 Juli 2013

ROAD TO BIG SOUND FESTIVAL

Festival ini di promotori oleh Dyandra Entertainment dan Sound Rhythm. Acara musik yang sangat keren dan seru untuk para penikmat  musik. Road to Big Sound Festival ini diadakan sebagai ajang musik awalan dari Big Sound Festival dan diselenggarakan di Jakarta.. 

Road to Big Sound Festival diramaikan oleh grup-grup musik asal Inggris dan Swedia seperti The Kooks, Delphic, dan juga The Radio Dept. yang sangat menghibur para penonton. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 24 April 2013 di Tennis Indoor Senayan.  Dengan waktu kurang lebih 45 menit mereka satu persatu memulai pertunjukan musik mereka mulai dari band asal Indonesia yang menjadi band pembuka dari Road to Big Sound Festival yaitu Payung Teduh. Kemudian dilanjutkan penampilan dari band asal Swedia The Radio Dept. dan juga Delphic dengan musiknya yang beraliran elektronik. Band yang terakhir kali mucul adalah The Kooks yang membuka penampilannya dengan memainkan lagu yang berjudul Ooh la kemudian dilanjutkan dengan lagu-lagu mereka lainnya seperti Seaside, She Moves in Her Own Way, Do You Wanna, Always Where I need to be, Sway, Sofa Song, Runaway, Is It Me, How'd You Like That, Shine On. Mereka pun menyudahi Road to Big Sound Festival dengan memainkan Junk of the Heart dan diikuti dengan Naive. Festival ini sangat menarik, dan menyenangkan untuk ditonton.

Big Sound Festival diramaikan oleh Blur, The Temper Trap, Tegan and Sara, dan Vanshe yang diadakan di Lapangan D Senayan, pada tanggal 15 Mei 2013 lalu.