Hidup
ini ibarat telur yang masih dalam masa inkubasi. Bisa berhasil ataupun gagal
untuk menetas. Setelah menetas itulah hidup yang sebenarnya. Kita hanya hidup
satu kali, maka dari itu jangan sia-siakan hidupmu sendiri. Itu mungkin salah
satu dari motivasi untukku secara pribadi. Aku terlahir dengan nama Mei, banyak
hal yang aku lalui selama ini. Tapi, kebanyakan dari itu aku lupakan. Aku lupa,
bagaimana aku bisa tertarik sama hobby merangkai bunga. Aku lupa, kenapa aku
bisa nyia-nyiain waktu luangku dengan bermain game online. Padahal masih banyak
hal yang bisa aku kerjakan saat itu dan lebih penting. Aku lupa, ulang tahunku
yang ke-15. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Mungkin beberapa dari kalian
ada yang tahu bagaimana dahsyatnya kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya.
Mungkin sebagian dari kalian juga tahu kalau kasih sayang ibu tak terhingga
sepanjang masa. Dan aku tahu kalau kalimat-kalimat itu semua adalah benar.
Benar adanya kalau kasih sayang ibu itu tidak terhingga, semua ibu di dunia ini.
Termasuk ibuku.
Ibuku
adalah seorang wanita karir yang boleh dibilang rajin, dan sopan. Umur ibu
sekarang adalah 56 tahun, dan dia masih sehat. Ibuku adalah pahlawan hidupku.
Tahun lalu saat ulang tahunku yang ke-17, dia membelikan cake untukku, padahal
kakinya sedang sakit. Dan aku sangat sayang beliau. Ibu seorang yang sangat
ramah dan dia juga seorang pendengar yang baik. Dia bersedia duduk menemaniku
mendengar keluh kesah yang kualami di sekolah tanpa lelah. Ibuku bersuara
lembut nan merdu. Bekerja setiap hari, seolah-olah Ia tidak memikirkan capek
atau masalah yang dirasakannya. Senyum manis selalu tertempel di wajahnya saat
aku di sampingnya. Sudah lama ia tidak di rumah, ia sakit parah sekarang.
Kakakku merawatnya di rumah sakit. Aku disini, berharap ibu cepat sembuh dan
kembali bersama-sama lagi.
Puisi
untuk Ibu..
Untuk
Ibu yang terkasih,
Engkaulah
fajar yang mengawali hariku,
Menemaniku
dalam sedih,
Berikanku
kehangatan di hariku,
Teruslah
hadir dalam benakku,
Wahai
malaikatku,
Dekap
erat aku dengan sayapmu,
Agar
engkau terus bersamaku,
Ibu
yang terkasih,
Biarkanku
memelukmu,
Merasakan
kenyamanan dalam pedih,
Tetaplah
disampingku,
Ibu,
Jangan
bersedih hati,
Biarlah
ku buang kesedihan itu,
Dan
membuatmu ceria kembali,
Wahai
Ibu,
Bila
waktuku telah tiba,
Maukah
kau menciumku,
Untuk
terakhir kalinya?
Ibu
yang tersayang,
Kasih
dan cintamu tak terhingga,
Terima
kasih Ibuku tersayang,
Kan
kuingat sepanjang masa.