Ujung Genteng apakah kalian
pernah tahu nama daerah ini? Ujung Genteng terletak di bagian bawah Jawa Barat
khususnya di deretan daerah Sukabumi guys. Ujung Genteng bisa dijadikan tempat
berlibur yang menyenangkan lho! Ujung Genteng menawarkan wisata hiburan,
kuliner, dan juga wawasan. Ini review buat teman-teman yang mau wisata-wisata
tambah pengalaman ke berbagai tempat di Indonesia khususnya yang mau ke
Sukabumi nih.
Ujung Genteng bisa ditempuh dari
Jakarta lewat jalur darat, direkomendasikan menggunakan mobil pribadi karena
jalannya lumayan jauh. Nah, jalur darat ini juga cukup menegangkan kawan, tahu
gak kenapa? Soalnya jalannya masih kurang bagus, masih bebatuan, jadi tahu
sendirikan kalo jalannya rusak, berarti juga butuh banyak waktu. Yup, butuh
banyak waktu emang, dari Bogor ke Ujung Genteng itu kurang lebih 8 jam
perjalanan. Wah! Lama juga ya, tapi kita bisa aja berhenti di Sukabumi buat
makan-makan disana, terus lanjut lagi ke Ujung Genteng. Kita bakal menyusuri
pegunungan dari Sukabumi ke Ujung Genteng. Ada juga kebun teh, persawahan, sama
ladang buat sapi.
Kalau udah sampai ke Ujung
Genteng gak enak kalo gak nyicip-nyicip makanan ala pantai yang ada di sana.
Kalo makanan khas pantai kebanyakan adalah seafood! I like it so much! Ikan
bakar, lobster, cumi-cumi, udang semuanya ada disana. Kebetulan kemarin aku
coba di rumah makan Nyai Sunda yang ada di Ujung Genteng nih, makanannya
special banget. Ikannya besar-besar, dan rasanya jangan salah enak dan mak nyus
lho. Interior dari rumah makan ini juga unik, jadi terbuat dari kayu dan
ornamennya khas dengan bau pantai, jadi merasa kalau lagi di kawasan pesisir
banget gitu loh. Restoran ini kelasnya ya lumayan lah ya, untuk kelas menengah
ke atas. Tapi kalian juga bisa makan ikan yang fresh terus langsung di bakar
sama restoran penduduk sekitar, nah ini masih terbilang murah lah. Jadi
mekanismenya kita beli di kawasan pelelangan ikan, bisa ditawar kok harga
ikannya, kebanyakan yang dijual itu ikan tuna, ikan salmon (tapi mirip ikan
salem), ikan kerapu, ikan kakap, lobster, cumi-cumi, ikan ayam-ayaman dll.
Pokoknya banyak dan yang pasti masih fresh from the ocean guys! Nah, kalo udah
mau makan tinggal ditaruh di resto penduduk terdekat, mereka menerima bakar
ikan. Rasanya gak kalah sama resto-resto lain di kota besar hohoho. Enak semua,
kecuali kalo kalian gak suaka sama seafood (?) hehehe. Ikan bakar yang mereka
buat itu biasanya pakai sambal kecap, dalamnya ada potongan-potongan tomat,
bawang merah sama cabe rawit. Selain menerima bakar ikan, mereka juga bisa buat
masakan ikan lainnya misalnya ikan saus padang atau ikan goreng gitu. So, itu
buat kulinernya, wisata yang menambah wawasan, apa ya. Oh iya, di Ujung Genteng
itu ada yang namanya Pelestarian Penyu guys, seru gak tuh. Seru banget lah ya,
jadi selain ada makanan yang enak dan menggugah selera, disana ada pelestarian
penyu. Pelestarian ini berada di Pangumbahan deketnya Batu Besar di Ujung
Genteng. Disana ada penangkaran penyu, khususnya penyu hijau. Lokasi
pelestarian Penyu markas Ujung Genteng sering melepas penyu yang masih kecil ke
lautan untuk menjaga kelestariannya. Penyu dewasa di Ujung Genteng suka
berkeliling samudera, namun mereka menyukai pantai di kawasan Ujung Genteng ini
untuk menaruh telurnya, sehingga setelah musim kawin saat malam tiba beberapa
penyu akan menguruk pasir pantai dan menetaskan telurnya di sana.
Untuk melestarikan telur-telur
penyu tersebut, para rangers atau petugas di sana akan mengambilnya dan
di bawa ke markas untuk di jaga agar tidak ada predator lain yang dapat
mengambilnya. Sebagai tambahan saja ya, penyu atau dalam bahasa Inggris dikenal
dengan tortoise hanya bisa menghasilkan telur pada usia 25-30 tahun.
Sehingga lama bagi mereka untuk menjadi dewasa, sama seperti manusia. Bila
penyu tersebut banyak diambil atau dibunuh dan dijual itu sangat disayangkan.
Sebab mereka butuh waktu yang lama hingga mencapai hal tersebut. Kasihan kan
bila sudah bertahan hidup dan menjaga kelestarian laut tapi malah
disalahgunakan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Balik lagi, setelah
telur penyu sudah ditempatkan pada lokasi penyimpanan maka telur tersebut akan
dijaga oleh para rangers. Telur-telur penyu itu dikubur pada lahan
pantai berpasir yang sudah dipagari oleh pagar besi agar tidak ada binatang
lain yang masuk. Cahaya matahari akan menghangatkan telur penyu dan menginduksi
perkebangan embrio didalamnya. Waktu demi waktu telur tersebut akan menetas,
kemudian rangers akan menempatkannya pada ruang yang lainnya untuk dilakukan
tahap aklimatisasi, setelahnya baru bisa dilepaskan ke alam lepas. Pelapasan
penyu kecil ini biasanya dilakukan pada sore hari.
Kalian pasti senang sekali bisa
melepaskan penyu-penyu kecil itu, sayangnya kemarin waktu di sana, saya tidak
berkesempatan untuk melihat pelepasan penyu. Better luck next time. Tapi sudah
bisa mengenal lebih jauh tentang penyu saya sudah senang.. hehehe. Di markas
pelestarian Penyu Ujung Genteng ada satu satwa yang dilindungi karena sudah
langka, yaitu penyu sisik. Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) memiliki
karakteristik khusus yaitu tempurungnya yang tidak rata dan terlihat bersisik,
berwarna kecoklatan. Penyu sisik yang ditangkar di markas ini berkelamin
betina, dan masih belum siap kawin. Penyu sisik ini nantinya ingin dilestarikan
dan dikawinkan dengan penyu sisik jantan yang berada di markas penyu lain agar
bisa dilestarikan.
Untuk rekomendasi penginapan,
kalian tidak usah bingung, penduduk sekitar sudah terbuka akan kedatangan turis
lokal atau mancanegara. Mereka bahkan banyak yang membuka padepokan penginapan
di sana. Untuk kalian yang ingin merasakan suasana hotel ada juga di Ujung
Genteng. Hotel di Ujung Genteng yang saya inapi adalah Turtle Beach Hotel.
Pelayanan dan fasilitasnya baik, dan kita dapat langsung melihat pantai dan
berjalan di pesisir pantai. Bila takut dengan ombak, kita bisa menikmatinya
dari kejauhan sambil berenang di kolam renang hotel tersebut. Pantai dekat
hotel saat tidak pasang bisa digunakan untuk jalan, tanah pasirnya dipenuhi
dengan tumbuhan alga yang cantik. Tidak luput di sekitarnya avertebrata laut
dan berbagai macam ikan kecil yang bersembunyi di bebatuan pantai. Rekomendasi saya sebaiknya kalian menginap di
hotel, sebab hotel lebih maksimal melayani kita dan dipenuhi dengan fasilitas
lengkap seperti sarapan. Untuk para backpacker yang setia dengan dana yang
minimum, kalian bisa menginap di bungalow yang dipersiapkan oleh penduduk asli.
Namun tetap berhati-hati dengan kejadian yang tidak diinginkan, jaga semua
barang berharga.
Ujung Genteng dapat dijadikan
lokasi liburan akhir pekan yang tepat bagi kalian yang memiliki hobi bergulat
dengan ombak atau surfing. Saya banyak bertemu dengan turis mancanegara
yang membawa alat surfingnya. Memang obak di daerah ini cukup besar,
sebab berbatasan langsung dengan samudera hindia. Bagi kalian yang ingin
mencobanya, kenapa tidak untuk berkunjung? Liburan ini akan menjadi
menyenangkan apabila kalian bersama dengan keluarga!
Ini sebagian foto yang bisa diabadikan, hahaha :D. Akhir kata, terima kasih untuk semuanya! Semoga artikel ini bermanfaat~
tampakan alga dan avertebrata di pantai (dokumen pribadi) |
Suasana di depan pekarangan hotel (dokumen pribadi) |
lokasi penetasan telur penyu di markas (dokumen pribadi) |
penyu-penyu kecil yang telah berhasil menetas, diaklimatisasi (dokumen pribadi) |
Penyu sisik betina yang ditangkar di markas pelestarian (dokumen pribadi) |
tempat peneluruan dan pelepasan penyu di kawasan pelestarian Ujung Genteng (dokumen pribadi) |